Hati, Makna, Sederhana

 Tabik semuanya, puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yg selalu memberi rahmat, taufik, serta hidayahnya sehingga saya masih bisa menulis dan kamu masih bisa membaca tulisan saya. izinkan saya untuk mengganti saya dengan aku agar lebih akrab. aku kemarin telah pergi ke beberapa tempat yg biasanya aku kunjungi bersama orang-orang tersayangku sendirian. aku memesan apa yg biasanya aku pesan bersama mereka. namun anehnya, euphoria saat aku datang sendiri dan bersama orang-orang tersayangku berbeda. ada perasaan yg tidak aku dapatkan saat aku kesana sendirian. dan akhirnya aku sadar jika tempat lebih dari sekedar di mana, namun juga bersama siapa. yg kita rindukan bukan lokasinya namun momen dan obrolan di dalamnya. maka aku salut dengan orang-orang yang sudah bisa mengambil makna dari setiap kejadian yg ada. karena jika kita sudah bisa memaknai kita lebih mudah mengerti dari sudut pandang selain kita, yg membuat kita jadi lebih mudah mengikhlaskan. 


setiap yang kita lakukan dengan hati akan berbalas suka hati, jika kamu belum mendapatkan suka hati dari apa yang kamu lakukan dengan hati, bukan berarti kamu tidak akan pernah mendapat suka hati. bisa saja suka hati datang dari hal-hal yang tidak kamu tunggu, hal-hal sederhana yang tidak terduga dan kurang kita hargai kedatangannya. makna sederhana semakin terlupa dan tidak dianggap istimewa. padahal di dalam kesederhanaan ada ketulusan yang mungkin tidak pernah pamrih untuk kembali. entah kenapa aku lebih suka mendapat sesuatu yg dibuat sendiri, karena mereka menyempatkan waktu dan membuang energi untuk membuatnya dan itu lebih berharga dari materi apapun. begitupun, aku suka merangkul sekitarku dengan hal-hal semacamnya, permen kaki dicoret-coret, ngasih brosur menu makanan resto sekitar rumah yg enak, atau notes yg dipenuhi tulisan dan gambar yg ditulis sendiri. dalam kesederhanaan itu aku harap mereka bisa mendapatkan maknanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengulas Album Kedua Hindia Yang Berjudul “Lagipula Hidup Akan Berakhir”

Ulasan "Untuk Apa/Untuk Apa?" by Maulidina Rahma

"Aku Xandra" by Aksarahara