Mengulas Album Kedua Hindia Yang Berjudul “Lagipula Hidup Akan Berakhir”
Mengulas
Album Kedua Hindia Yang Berjudul “Lagipula Hidup Akan Berakhir”
By
Maulidina Rahma
Identifikasi Karya
Judul : Lagipula Hidup Akan Berakhir
Artis : Hindia
Tahun Rilis : 2023
Orientasi Karya
“Lagipula Hidup Akan
Berakhir” adalah album kedua dari Baskara Putra a.k.a Hindia a.k.a wordfangs.
Bagi yang mendengarkan Hindia sedari awal menjadi terkejut dengan kemunculan
album kedua ini. Karena dahulu Hindia pernah berkata jika album “Menari Dengan
Bayangan” akan menjadi album satu-satunya yang dimiliki oleh Hindia. Karena di
Hindia sendiri adalah platform pembuangan emosi pribadi untuk Baskara, tidak
seperti dua band lainnya yaitu .Feast dan Lomba Sihir. Sehingga Hindia pernah
berkata jika menulis lagu di Hindia memerlukan emosi dan effort yang sangat
besar. Namun seiring berubahnya kondisi dan waktu terutama saat terjadinya
pandemi memunculkan perasaan yang aneh dari dalam Baskara sendiri yang
mendorong album kedua ini ditulis.
Album ini memiliki cover
bernuansa warna dominan biru dan hitam yang berisi empat malaikat berwajah
buruk yang sedang mengintai dan mengejar sepasang manusia di sebuah goa yang
tidak memiliki jalan keluar. Jika pembaca merupakan pendengar Hindia sedari
awal, mungkin pernah melihat cover dari album pertama dimana terdapat seseorang
yang menari dengan bayangan. Maka, di album kedua ini adalah zoom out dari
album pertama, dimana seseorang tadi sudah berdamai dengan bayangannya namun
muncul banyak masalah lain dari luar dirinya.
Warna yang dipilih oleh
Baskara sangat mewakili isi-isi lagu di dalamnya. Biru melambangkan sendu,
haru, dan hitam melambangkan kehilangan, kepergian, dan keputusasaan. Empat
malaikat adalah simbolisasi dari empat masalah yang penulis temukan dalam
hidupnya, tidak akan pernah bisa dilawan, dan selalu ada baik di masa lalu juga
masa depan, yaitu inflasi, krisis iklim, teknologi, dan oligarki. Album ini
memiliki 28 track dimana 24 merupakan lagu dan 4 merupakan dialog musik. Total
durasi dari album ini 1 jam 55 menit. Dalam perilisannya pun, dilakukan
sebanyak 2 kali. Yang pertama berisi 14 track, dimana 12 track merupakan lagu
dan 2 track dialog musik. Kemudian perilisan yang kedua ditambah 14 track,
dimana 12 lagu dan 2 dialog musik.
Dalam awal perilisan
album ini sempat mengalami banyak pertentangan dan propaganda tentang hubungan
kemunculan album ini dengan satanisme. Isu tersebut memuncak Ketika Hindia
telah melakukan konser di Jakarta dan membuat pertunjukan konser dengan beberapa
simbol yang diduga berhubungan dengan satanisme. Dari pose menutup mata kanan,
patung manusia setengah dewa dengan pose tangan seperti salah satu iblis yang
cukup terkenal, dan penggunaan beberapa kata yang berhubungan dengan alam baka
seperti neraka, pengakhiran hidup, akhir zaman, dan masih banyak lainnya.
Sinopsis Karya
Judul yang diangkat untuk
album ini yaitu “Lagipula Hidup Akan Berakhir” yang biasa disingkat LHAB
menggambarkan perasaan yang sedang dirasakan oleh penulis. Penulis merasa bahwa
bagaimanapun kita menjalani hidup maka pada akhirnya akan berakhir juga. Banyaknya
perasaan yang sedang di alami penulis juga membuat isi dalam lagu ini mengusung
banyak topik yang berbeda. Urutan track lengkap dari album ini sebagai berikut.
1. Malaikat berputar di atas pencakar langit
2. Janji Palsu
3. Matahari Tenggelam
4. Satu Hari Lagi
5. WAWANCARA LIAR, PT. 1
6. Ibel
7. Siapa yang akan Datang ke Pemakamanmu Nanti?
8. Selebrisik
9. Cincin
10. WAWANCARA LIAR, PT. 2
11. Kami Khawatir, Kawan
12. Apa Kabar, Ayah?
13. Iya… Sebentar
14. Bunuh Idolamu
15. I’m Not A Robot/CAPTCHA
16. Forgot Password
17. Perkara Tubuh
18. Pesisir
19. WAWANCARA LIAR, PT. 3
20. Masalah Masa Depan
21. Alexandra
22. Jangan Jadi Pahlawan
23. Bayangkan
24. Bayangkan Jika Kita Tidak Menyerah
25. Kita Ke Sana
26. Berdansalah, Karir Ini Tak Ada Artinya
27. Nabi Palsu
28. WAWANCARA LIAR, PT. 4
Analisis Karya
Berawal dari track 1 “Malaikat
berputar di atas pencakar langit” menjadi intro dari album ini. Berisi
aransemen musik tanpa lirik yang jika didengarkan memiliki beat yang awalnya
pelan menjadi lebih cepat seiring bertambahnya waktu, menggambarkan bagaimana
kondisi apabila kita dikejar oleh sesuatu. Kita akan semakin tergesa dan
berlari lebih cepat.
Kemudian dilanjut dengan
track 2 “Janji Palsu” yang berisi gambaran perubahan kondisi seseorang manusia
yang sangat dinamis, terutama di dunia entertain. Seseorang bisa tiba-tiba
memuncak dan jatuh pada waktu yang singkat. Padahal kita selalu mendengar
banyak kalimat jika,”Dunia akan indah pada waktunya” yang menurut penulis
menjadi sebuah janji palsu dari dunia, karena realitasnya dunia tidak akan
indah pada waktunya, dunia berjalan dinamis, dunia berubah sesuai dengan waktunya.
Kemudian untuk track 3 “Matahari Tenggelam” yang sempat booming karena lirik “…ku
doakan kita semua masuk neraka…” yang disiasati berhubungan dengan
satanisme. Namun Hindia telah membuat penjelasan lengkap mengenai makna dari
lagu ini yang dapat diakses pada instgram pribadinya. Dalam track 3, Hindia
mengangkat tentang cyber bullying. Dimana dalam dunia entertain dan
sepengalaman ia menjadi seorang musisi ada sisi dimana ia akan mendapatkan
cacian di media sosial. Bahkan jika mendengarkan lirik lebih lengkap akan
menemukan sisi pemahaman dimana lirik kontrovesional itu merupakan salah satu
dari banyaknya cyber bullying yang diterima sebagai seorang musisi.
Selanjutnya track 4 “Satu
Hari Lagi” yang menggambarkan perasaan penulis, dimana ia menjalani
hari-harinya dihantui oleh kematian (mengingat saat penulisan album ini terjadi
ketika pandemi) dan yang diinginkan penulis hanya hidup untuk satu hari lagi.
Lalu track 5 “WAWANCARA LIAR, PT. 1” adalah sebuah dialog yang membicarakan
tentang mental health Gen Z. Track 6 “Ibel” yang merupakan nama dari seseorang
dalam hidup penulis yang nyawanya terenggut saat pandemi terjadi. Track 7
“Siapa yang akan Datang ke Pemakamanmu Nanti?” menggambarkan kelanjutan dari
cyber bullying yang diterima, dan tidak sedikit yang mendoakan untuk kematian, maka
lagu ini disimbolkan sebagai pertanyaan besar tentang bagaimana jika kematian
itu benar terjadi, apakah sekitar kita juga akan ikut berduka atau malah mereka
happy atas usaha bullying yang membuahkan hasil. Track 8 “Selebrisik” yang
menjadi penggambaran bahwa dari semua bullying yang diterima selalu membuat kepala
penulis berisik sehingga ada lirik yang ditekan, “….lebih baik tutup
mulutmu, karena ku sudah duluan tutup mulutku..” Selanjutnya track 9 “Cincin”
yang sempat viral saat perilisan pertama kali. Bukan tanpa alasan, di beberapa
kali wawancara Baskara sempat mention dari banyaknya lagu pada perilisan
pertama cincin menjadi lagu favoritnya. Karena ucapan tersebut, akhirnya banyak
sekali pendengarnya yang juga tertarik untuk mendengarkan cincin. Cincin sendiri
merupakan satu dari tiga lagu yang dituliskan untuk Meidiana yaitu kekasih
Baskara. Secara umum berisi gambaran siklus yang tidak pernah berhenti dari
hubungan Baskara dengan Meidiana yang sedang mengusahakan untuk mencapai tahap
bertukar cincin.
Track 10 “WAWANCARA LIAR,
PT. 2” berisi tentang dialog musik dengan topik bagaimana realitas gelap di suatu
bangsa tentang orang dalam dan disambungkan dengan peristiwa kebocoran data
yang sempat terjadi. Track 11 “Kami Khawatir, Kawan” berisi gambaran peran
teman yang menjadi aspek penting juga dalam kita bertahan di situasi sulit. Apalagi
dengan cyber bullying yang telah diterima, sebagai seorang teman pastinya kita akan
mengkhawatirkan teman kita yang mendapatkan cyber bullying tersebut. Track 12 “Apa
Kabar, Ayah?” adalah penggambaran seseorang anak yang rindu terhadap figur ayah
dalam hidupnya. Track 13 “Iya… Sebentar” adalah penggambaran perasaan penulis terhadap
banyak sekali tuntutan dan harapan keluarga yang ia pikul. Track 14 “Bunuh
Idolamu” penggambaran perasaan seseorang dari sudut pandang idola, bahwa idola terkadang
melakukan hal-hal yang menyakiti dirinya sendiri hanya untuk menyenangkan para
penggemarnya, maka menurut penulis lebih baik dibunuh saja agar sang idola juga
tenang dan berhenti melakukan hal-hal buruk tersebut.
Track 15 “I’m Not Robot A
Robot/CAPTCHA” berisi aransemen musik yang menjadi pembuka dalam perilisan
kedua album ini. Kemudian track 16 “Forgot Password” penggambaran perasaan benci
butuh dengan media sosial dan efek bagaimana jika kita melakukan kesalahan di
dunia maya. Dalam lagu ini penulis menggambarkan jika seseorang akan dicaci
habis-habisan oleh netizen dan berujung kehilangan dirinya sendiri sebagai
simbolisasi dari kehilangan password. Track 17 “Perkara Tubuh” penggambaran
perasaan insecure penulis. Dalam lagu ini bahkan perasaan insecure tadi
benar-benar membuat sang penulis benci dengan dirinya sendiri dari fisik dan
bathinnya, sehingga penulis selalu berpikir untuk mengakhiri dirinya sendiri.
Track 18 “Pesisir” berisi penggambaran perasaan sang penulis yang selalu
berputar dalam mimpi yang tidak terwujud, mungkin bahasa sekarang dikenal
dengan overthinking. Track 19 “WAWANCARA LIAR, PT. 3” berisi dialog tentang
bullying di sebuah institusi. Track 20 “Masalah Masa Depan” penggambaran
perasaan penulis tentang kehidupan yang ia jalani, kehidupan yang sudah banyak kerusakan sehingga ia merasa memiliki peran
untuk meminimalisir kerusakan tersebut.
Track 21 “Alexandra”
adalah lagu yang ditunjukkan untuk keponakan Baskara yang kehilangan banyak
orang tersayangnya. Track 22 “Jangan Jadi Pahlawan” adalah penggambaran
perasaan penulis bahwa manusia hanya butuh kepuasan, salah satunya kepuasan
bersedih, maka jika seseorang sedang mengalami kesedihan kita hanya perlu
mendengarkan atau memberikan semangat dan saran jika diminta, jangan melakukan
aksi layakya pahlawan apalagi menyuruh manusia tadi untuk berhenti merasakan
apa yang ia ingin rasakan. Track 23 “Bayangkan” berisi pesan suara Meidiana
untuk Baskara yang intinya harapan semoga hubungan mereka berjalan selamanya.
Track 24 “Bayangkan Jika Kita Tak Menyerah” berisi pesan Baskara untuk Meidiana,
jika ingin hubungan menjadi selamanya, maka kita tidak boleh untuk menyerah
satu sama lain. Track 25 “Kita Ke Sana” adalah penggambaran perasaan jika meskipun
dunia sekarang sudah rusak, tapi kesempatan untuk menjalani hanya satu kali,
maka selagi kita bisa untuk ke sana sebagai simbolisasi menikmati atau
merayakan, maka lakukanlah. Track 26 “Berdansalah Karir Ini Tak Ada Artinya”
penggambaran perasaan penulis bahwa hidup ini memang tidak ada artinya, maka
kita sebagai menusia berhak menulis arti hidup kita sendiri-sendiri. Track 27 “Nabi
Palsu” menjadi reminder dari penulis bahwa musisi hanyalah sebuah pengantar
pesan yang tidak harus kita ikuti. Karena musisi juga seorang manusia biasa, yang
juga hipokrit. Track yang terakhir yaitu “WAWANCARA LIAR, PT 4” yang berisi
tentang keterlambatan rakyat di suatu bangsa untuk menyadari tentang krisis
iklim yang sebenarnya telah terjadi sedari lama.”
Evaluasi Karya
Kelebihan dari karya ini
yaitu konsep yang jarang sekali diangkat di Indonesia. Sepengetahuan saya,
banyak musisi Indonesia yang membuat lagu atau album hanya melihat sisi baik,
romance, dan indahnya saja. Sedangkan Hindia membawa konsep album yang menceritakan
sisi buruk dari sesuatu yang menurut saya menjadi konsep yang fresh di
Indonesia. Selain itu dengan konsep yang cukup berani, membuat beberapa orang
yang memang sedang mengalami fase sulit dalam hidup merasa tidak sendiri atau
relate terhadap lirik-lirik yang dituliskan. Kemudian dilihat dari gaya bahasa
yang digunakan juga memakai diksi yang fresh dan Hindia style. Namun dalam
album ini karena konsep yang diambil cukup gelap, sehingga diksi yang dipakai
pastinya menyesuaikan, dan kita sebagai pendengar harus lebih cermat dan bijak
dalam menanggapi diksi-diksi yang ada.
Kekurangan dari karya ini
yaitu durasi yang sangat panjang. Dengan 28 track dan konsep bernyanyi juga
beat yang berbeda, membuat beberapa pendengar menjadi bosan.
Rekomendasi
Lagu ini direkomendasikan
untuk manusia yang berumur 19+ karena beberapa lirik menggambarkan keputus
asaan dan keinginan untuk mengakhiri hidup yang tidak baik untuk didengarkan
bagi anak-anak.
Komentar
Posting Komentar