Postingan

Mengulas Album Kedua Hindia Yang Berjudul “Lagipula Hidup Akan Berakhir”

  Mengulas Album Kedua Hindia Yang Berjudul “Lagipula Hidup Akan Berakhir” By Maulidina Rahma     Identifikasi Karya Judul               : Lagipula Hidup Akan Berakhir Artis                 : Hindia Tahun Rilis       : 2023   Orientasi Karya “Lagipula Hidup Akan Berakhir” adalah album kedua dari Baskara Putra a.k.a Hindia a.k.a wordfangs. Bagi yang mendengarkan Hindia sedari awal menjadi terkejut dengan kemunculan album kedua ini. Karena dahulu Hindia pernah berkata jika album “Menari Dengan Bayangan” akan menjadi album satu-satunya yang dimiliki oleh Hindia. Karena di Hindia sendiri adalah platform pembuangan emosi pribadi untuk Baskara, tidak seperti dua band lainnya yaitu .Feast dan Lomba Sihir. Sehingga Hindia pernah berkata jika menulis lagu di Hindia memerlukan emosi dan effort y...

Hidup Adalah Gugusan Majas Yang Bersukma - Aksarahara

  Hidup Adalah Gugusan Majas Yang Bersukma Karya Maulidina Rahma  Hidup adalah sebuah ironisme Perasaan sedih ada untuk mensyukuri kebahagiaan; Jarak untuk menghargai setiap detik pertemuan; Jatuh untuk menikmati proses kebangkitan; Dan tertatih untuk menjadi seorang yang terlatih Hidup juga sebuah metafora yang tersusun berdasarkan hasrat manusia Angan yang meningkar pikiran; Harapan yang diletakkan pada pundak kiri dan kanan; Impian yang selalu kita perjuangkan Damba, asa, dan bayangan dipetik dari repetisi buah perjuangan; Litotes penangkal kepuasan; Dan hiperbola sebagai seremoni perasaan manusia Biarkan ingatanmu berpersonifikasi; Mereduksi setiap peristiwa menjadi momen yang baka; Menyalakan api dalam jiwa yang selalu ingin mati dan menyerah Namun di ujung masa, hidup tetap sebuah simbolik Simbolik karangan Tuhan yang paling indah dan bersukma

Ulasan "Untuk Apa/Untuk Apa?" by Maulidina Rahma

  Mengulas Lagu Hindia Yang Berjudul “Untuk Apa/Untuk Apa?” By Maulidina Rahma     Identifikasi Karya Judul               : Untuk Apa/Untuk Apa? Album             : Menari Dengan Bayangan Artis                 : Hindia Tahun Rilis       : 2019   Orientasi Karya “Untuk Apa/Untuk Apa?” adalah salah satu lagu dari album Hindia yang berjudul “Menari Dengan Bayangan” yang memiliki genre pop indie. Lagu ini memiliki durasi yang bisa dibilang cukup lama yaitu 6 menit 18 detik. Lagu ini menggunakan bahasa yang unik dan perumpamaan-perumpamaan dalam kesusastraan yang dapat ditafsirkan dari banyak sudut pandang yang berbeda. Suasana yang diusung dalam lagu ini yaitu santai dan fleksibel. Dengan irama yang tergolong santai, lagu ini dapat didengarka...

random part : Nobita Deserve Shizuka

Nobita deserve Shizuka. Waktu kecil nonton doraemon pasti ga asing sama scene Nobita ndeketin Shizuka, kayak hampir seluruh hidupnya nobita tu alesannya cuman buat Shizuka. Nobita belajar jadi pilot karna Shizuka pengen jadi pramugari. Nobita ngelakuin semua cara dengan alatnya doraemon biar keliatan keren di depan Shizuka, meski tetap keliatan ceroboh, dan sifat aslinya tetap keluar. Sampe muncullah karakter Dekisugi. dan dulu aku mikir kalau Shizuka cocokan sama Dekisugi. Karakter yang ga ceroboh, juara kelas, tampan, perfect banget lah. Tapi semua berubah pas aku liat lagi waktu udah gede. Aku rewatch beberapa episode. Dan aku ngeliat dari POV yg beda.  Shizuka lebih cocok sama Nobita. Dan Nobita deserve Shizuka. Secerobohnya nobita, he always trying to be the best for Shizuka, even though he sometimes fails, he doesn't give up. He knows there is a big chance for Sizuka to like Dekisugi with him perfect life. But he keep always trying. He remains loyal and focus on Shizuka. And...

Kumupulan Puisi 2023 "Perjalanan Menyambut Aksa"

Perasaan Tak Bersua Apa kau tau? Aku mengagumimu diam-diam Hanya untuk melihatmu tersenyum Senyum yang selalu mengundang bahagia di sana Senyum yang indah itu Ya, aku ingin melihatnya, seterusnya Apa kau tau? Aku memperhatikanmu diam-diam Hanya untuk menangkap suaramu Suara yang mengusir segala resah Suara yang tenang itu Ya, aku ingin mendengarkannya, selamanya Apa kau tau? (circa : Juli 2021) Perjumpaan Hari Senin Aku menyukai pakaian yang kamu kenakan kemarin Senin Karena diam-diam aku merasa Kalau kita pada akhirnya Punya kemungkinan untuk bersama Aku menyukaimu seperti Matahari menyukai perputaran revolusi dan rotasi Seperti bumi yang tak akan pernah bosan Mengitari garis orbitnya sendiri Aku menyukaimu seperti Tanaman yang membutuhkan air di musim kemarau Membasuhi jiwa-jiwa yang kekeringan kasih sayang Menumbuhkan rasa dalam karsa meskipun hanya sebatas bayang (circa : Juli 2022) Permintaan Relung Sukma Bisakah aku meminta dirimu untuk selamanya? Hanya untuk sekadar menemaniku...

Hati, Makna, Sederhana

 Tabik semuanya, puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yg selalu memberi rahmat, taufik, serta hidayahnya sehingga saya masih bisa menulis dan kamu masih bisa membaca tulisan saya. izinkan saya untuk mengganti saya dengan aku agar lebih akrab. aku kemarin telah pergi ke beberapa tempat yg biasanya aku kunjungi bersama orang-orang tersayangku sendirian. aku memesan apa yg biasanya aku pesan bersama mereka. namun anehnya, euphoria saat aku datang sendiri dan bersama orang-orang tersayangku berbeda. ada perasaan yg tidak aku dapatkan saat aku kesana sendirian. dan akhirnya aku sadar jika tempat lebih dari sekedar di mana, namun juga bersama siapa. yg kita rindukan bukan lokasinya namun momen dan obrolan di dalamnya. maka aku salut dengan orang-orang yang sudah bisa mengambil makna dari setiap kejadian yg ada. karena jika kita sudah bisa memaknai kita lebih mudah mengerti dari sudut pandang selain kita, yg membuat kita jadi lebih mudah mengikhlaskan.  setiap yang kita lakukan ...

Lautan Berbentuk Manusia

Selamat malam Sagara, lautan yang berbentuk manusia. Tenang, damai, nan Indah. Akan kukirimkan sebuah pesan berbentuk prosa yang kuharap akan kau baca dengan saksama. Mungkin bisa kau selingi dengan lagu milik banda naira yang berjudul senja di Jakarta. Sagaraku yang tenang, aku suka mengintip dengan ujung mataku disaat kau melekukkan garis mulutmu, dengan mata yang menyipit dan tawa yang renyah serenyah kerupuk pasir itu. Rambutmu yang sedikit bergoyang bersama angin dan kau membenarkannya sesekali. Kadang kau belah menjadi dua seakan mempersilahkan jariku untuk berjalan diantaranya. Mengelusnya suatu saat nanti. Mengacak-acaknya jika kau memberi izin. Dan merapikannya kembali.  Sagaraku yang damai, kau adalah keheningan yang kutemukan dalam hiruk pikuk manusia. Aku mengagumimu seutuhnya. Caramu berjalan, caramu berbicara, dan caramu menjadi dirimu sendiri, Sagara. Aku suka mendengarkanmu bicara. Bagaimana kamu kebingungan menyusun kata-kata. Dan membenarkan kaca matamu sesekali ...